Pages

Jumat, 03 April 2015

Individual Differences



BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada individu yang sama, setiap individu mempunyai perbedaan dengan individu yang lain. Perbedaan-perbedaan yang terjadi di setiap manusia itu dapat berwujud perbedaan fisik,sifat,perilaku dan kebiasaan. Perbedaan tersebut juga tidak akan terjadi dengan sendirinya, melainkan dengan adanya faktor-faktor yang mendorong terjadinya perbedaan tersebut.
Dalam makalah ini kami mencoba mengupas secara mendalam tentang perbedaan individu atau individual differences berikut dengan faktor-faktor pendorong terjadinya perbedaan, jenis-jenis perbedaan sampai bagaimana cara mengatasi perbedaan individu satu dengan yang lain dalam kehidupan bermasyarakat.



B.RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja faktor yang mempengaruhi individual differences?
2.      Apa saja macam-macam perbedaan individual?
3.      Apa saja gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek dalam diri individu?
4.      Bagaimanakah cara mengatasi individual differences dalam kehidupan bermasyarakat?

C. TUJUAN
1.      Kita semua dapat mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi individual differences.
2.      Mengetahui berbagai jenis individual differences.
3.      Mengetahui bagaimana gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek dalam diri individu.
4.      Mengetahui cara-cara mengatasi individual differences dalam kehidupan bermasyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA INDIVIDUAL DIFFERENCES
Faktor yang mempengaruhi perbedaan pada individu satu dengan individu yang lain adalah:
·         Faktor keturunan ( Hereditas )
Faktor keturunan merupakan faktor genetis yang diturunkan oleh orang tua. Pewarisan genetis ini terjadi pada saat pembuahan, yaitu ketika sel reproduksi perempuan (ovum) dibuahi olehspermatozoon (sel reproduksi laki-laki). Dalam masing-masing sel reproduksi baik spermatozoa maupun sel ovum terdapat 23 pasang kromosom (partikel seperti benang yang masing-masing didalamnya terdapat gen. gen inilah yang membawa cirri bawaan yang diwariskan orang tua kepada turunannya. Gen ini mengandung petunjuk untuk produksi protein, yang selanjutnya protein ini akan mengatur proses fisiologis tubuh dan penampakan sifat-sifat fenotip: bentuk tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan dan berbagai pola perilaku lainnya.
·         Faktor Lingkungan
-          Status sosial ekonomi orangtua
Meliputi: tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua,penghasilan orang tua. Meskipun tidak mutlak, tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orangtua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa aplikasi pada berbedanya aspirasi orangtua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak, dan mungkin waktu yang disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya ada perbedaan pola gizi yang diterapakan dalam keluarga. Keluarga dengan status tinggi memungkinkan untuk menmberikan asupan makanan bergizi tinggi pada anak-anaknya.
-          Pola asuh orang tua
Adalah pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Berkaitan dengan pola asuh ini terdapat tiga macam pola asuh orangtua, yaitu otoriter, permisif,  dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan. Orangtua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekak keinginan anak. Hal ini dapat menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup. Pola asuh permisif merupakan bentuk asuhan dimana orangtua member kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntuk untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol orangtua. Sementara itu pola asuh authoritaif bercirikan adanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menetukan perilakunya sendiri agar dapat disiplin.
-          Budaya
Budaya dan kebudayaan sebagai sebuah rangkaian tidakan dan aktivitas manusia yang berpola dapat dilihat dalam tiga wujud.  Wujud ideal yang berupa norma, nilai, gagasan dan peraturan. Wujud sistem sosial berhubungan dengan pembentukansuatu pola tertentu. Wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia. Ketiga wujud kebudayaan tersebut mempengaruhi perilaku manusia.
-          Urutan kelahiran
Beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan salah satunya oleh urutan kelahirannya. Anak sulung cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi dan agresif dibanding adek-adeknya. Sementara itu anak tengah lebih mudah bergaul dan memiliki rasa setia kawan yang tinggi. Oleh karena itu, mereka cenderung memiliki kemampuan dalam bersosialisasi. Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menyenangkan. Olek karena itu mereka sering dianggap sebagai anak bawang yang selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama. Anak tunggal memiliki karakteristik yang hamper mirip dengan anak pertama. Mereka lebih percaya diri, supel, tidak senang dikritik serta perfeksionis.
-          Perceraian orangtua
Perceraian biasanya didahului dengan konflik-konflik yang berkepanjangan dan mengakibatkan goncangan bagi pihak termasuk anaknya. Anak yang berhadapan dengan orangtua yang mudah marah akan menjadilesu,pencemas dan mudah gugup. Anak menjadi kurang kasih sayang dan kurang terurus. Situasi semacam ini dapat mengakibatkan anak-anak menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah, sukar tidur, dan sebagainya.

2.      MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU
·         Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Istilah jenis kelamin dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis kelamin menunjuk pada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender termasuk dalam peran hal peran, tingkah laku, kecenderungan,sifat dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki dan perempuan dalam kebudayaan yang ada.

Karakter stereotype laki-laki
Karakter stereotype perempuan
Ambisius
Seperti anak anak
Agresif
Ceria
Memaksa
Penuh belas kasih
Individualistik
Simpatik
Kepribadian yang kuat
Penurut
Mempertahankan keyakinannya dan bersedia mengambil sikap
Sensitive terhadap kebutuhan orang lain
Dominan
Ingin disanjung
IQ
Deskripsi
Di atas 130
Very superior
120-129
Superior
110-119
Bright normal
90-109
Average
80-89
Dull normal
70-79
Borderline
Di bawah 70
Defective
Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.



-          Perbedaan gender dan prestasi di Kelas
Hubungan antara gender dan prestasi di kelas banyak menarik minat para peneliti. Meskipun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam perkembangan fisik, emosional, dan intelektual, namun sebenarnya tidak ada bukti yang berhubungan dengan hal tersebut. Faktor sosial dan cultural merupakan alas an utama yang menyebabkan terdapat perbedaan gender dalam prestasi akademik. Factor tersebut meliputi familiaritas siswa dengan mata pelajaran, perubahan aspirasi pekerjaan, dll
·         Perbedaan Kemampuan
Kemampuan sering diartikan secara sederhana sebagai kecerdasan. Perbedaan kecerdasan dapat dipahami dari skor IQ yang dihasilkan dari tes hasil kecerdasan. Table berikut menunjukkan distribusi IQ:
·         Perbedaan Kepribadian
Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian juga menyiratkan adanya karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain.
·         Perbedaan Gaya Belajar
Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan keterampilan baru, serta proses menyimpan informasi, atau keterampilan baru. Gaya belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang lain.
Gaya belajar bukanlah sesuatu yang statis. Gaya belajar dapat berubah tergantung pada aktifitas belajar atau perubahan pengalaman. Namun, ketika gaya belajar berubah hal itu cenderung menetap untuk sementara waktu sehingga menjadi kebiasaan.

3.      GEJALA-GEJALA YANG TERJADI PADA BERBAGAI ASPEK DALAM DIRI INDIVIDU
·         Aspek Jasmani
-          Pertumbuhan payudara pada wanita
-          Lekum pada remaja pria
-          Kulit yang semakin halus pada wanita
-          Otot yang semakin kekar pada pria
·         Aspek Intelek
-          Perubahan secara kuantitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai masalah.
-          Semakin berkurangnya berpikir konkret dan berkembangnya pikiran abstrak. Berpikir konkret adalah berpikir yang terikat pada bendanya dan sangat memerlukan bantuan jika bendanya tidak ada, berpikir abstrak adalah berpikir yang tidak terikat pada benda.
-          Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah yang bersifat hipotesis. Artinya semakin mampu membuat perencanaan, perkiraan, penaksiran.
·         Aspek Emosi
-          Ketidakstabilan emosi pada remaja
-          Semakin mampu mengendalikan diri semakin bertambanya usia
·         Aspek Sosial
-          Semakin berkembangnya sikap toleran, empati, memahami dan menerima pendapat orang lain.
-          Semakin santun dalam menyampaikan pendapat
-          Kesediaan menerima sesuatu yang dibutuhkan dari orang lain
·         Aspek Bakat Khusus
-          Semakin jelasnya bakat yang dimiliki individu
-          Memiliki usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan kemampuan yang ada
·         Aspek Bahasa
-          Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa
-          Dapat memformulasikan bahasa yang baik dan benar dalam meringkas ide dalam deskripsi singkat
·         Aspek Nilai, Moral dan Sikap
-          Terbentuknya pandangan hidup yang jelas dan tegas
-          Berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari hari
-          Berkembangnya sikap menentang kebiasaan yangtidak sesuai dengan norma yang berlaku.


4.      CARA MENGATASI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Salah satu cara yang paling efektif untuk menangani setiap perbedaan dalam kelas adalah dengan membagi jumlah murid menjadi dua bagian yaitu peserta didik yang tergolong lambat dan peserta didik yang tergolong cepat.
·         Karakteristik Peserta Didik Yang Tergolong Lambat
 Kita perlu memahami karakteristik dari masing-masing peserta didik yang tergolong lambat. Karakteristik peserta didik yang tergolong lambat yang paling sering ditemukan adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan berpikir di bawah rata-rata.
2. Susah menyesuaikan diri di sekolah.
3. Mempunyai kekurangan fisik.
4. Mempunyai masalah psikologis dan emosional.
5. Berasal dari keluarga miskin.
6. Mempunyai cacat fisik.
Instruksi Yang Tepat untuk Peserta Didik Lambat
Seorang anak yang kurang berhasil dapat dilihat dari berbagai factor penyebab. Untuk meningkatkan belajar matematika anak, anda harus dapat mendiagnosa setiap kekurangan anak dan mengidentifikasi alasan khusus yang ada. Instruksi efektif untuk peserta didik lambat adalah :
1. Perbaikan harus ditujukan terhadap penyebab rendahnya prestasi.
2. Pelatihan harus berkonsentrasi pada diagnosis kesulitan dalam matematika.
Penyesuaian Yang Disarankan Untuk Peserta Didik Yang Tergolong Lambat.
1. Pilih masalah yang melibatkan keterampilan pribadi, seperti masalah uang, waktu dan pengukuran.
2. Materi dan kecepatan yang tepat akan memastikan keberhasilan.
3. Memberikan peluang penelitian yang luas di laboratorium.
4. Memberikan tes diagnostik sistematis untuk daerah-daerah yang lemah.
7. Peserta didik yang lambat diberi lebih banyak waktu dan variasi latihan.
8. Sering memberikan praktek latihan singkat daripada yang panjang.
9. Menunda pengenalan topik baru sampai anak merasa jelas.
10. Jika memungkinkan, menetapkan buku untuk peserta didik lambat.
11. Sering memeriksa kebiasaan bekerja anak.
12. Mempersilahkan murid untuk menyampaikan pola pikir mereka.
13. Memberikan petunjuk yang cukup pada anak untuk membaca.
14. Berusaha untuk mengubah sikap peserta didik yang lambat.
15. Melibatkan orang tua dalam menyusun rencana pembelajaran.
16. Hindari ketertutupan dari peserta didik lainnya.
Karakteristik Peserta Didik Yang Tergolong Cepat
Karakteristik peserta didik yang tergolong cepat yang paling sering ditemukan adalah sebagai berikut.
1. Memiliki kemampuan berfikir di atas rata-rata.
2. Memiliki prestasi yang tinggi dalam matematika.
3. Cepat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah.
4. Status sosial ekonomi tinggi.
5. Mempunyai komitmen tugas yang tinggi.
6. Memiliki kreativitas yang tinggi.
7. Penyesuaian sosial yang baik.
Instruksi Yang Tepat untuk Peserta Didik Yang Cepat
Program yang baik untuk siswa berkemampuan yang memadai dapat dilaksanakan dengan alasan sebagai berikut:
1. Peserta didik akan lebih cepat memahami daripada murid yang lain.
2. Peserta didik dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada rata-ratasiswa lain.
3. Peserta didik dapat menemukan berbagai solusi untuk masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh siswa lain.
Penyesuaian Kurikulum Untuk Peserta Didik Cepat
Akselerasi adalah cara untuk menyesuaikan dengan kurikulum bagi peserta didik yang tergolong cepat. Akselerasi memungkinkan murid berbakat untuk maju lebih cepat dari biasanya.





BAB 1V
KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Sementara karakteristik yang dipengaruhi lingkungan adalah karakteristik yang banyak dipengaruhi dengan keadaan masyarakat sekitar atau faktor-faktor eksternal dirinya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.